Pameran Internasional Sinestesia 7 Tampilkan Karya dari Berbagai Negara

Program Studi S-1 Desain Komunikasi Visual (DKV) Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menarik perhatian publik melalui Pameran Desain Internasional Sinestesia 7 yang berlangsung di Balai Pemuda Surabaya mulai Jumat, 22 November hingga Minggu, 24 November 2024.
Mengusung tema “Boomerang: Find Your Why, Make Your Way!”, pameran ini menampilkan karya-karya dari lima negara, yaitu Indonesia, Taiwan, Arab Saudi, Mesir, dan Amerika Serikat. Beragam hasil eksplorasi seni, mulai dari fotografi, ilustrasi, videografi, hingga branding, turut dipamerkan, mencerminkan perjalanan ide kreatif mahasiswa DKV UNESA, desainer lokal, dan seniman internasional.
“Sinestesia ini bukan sekadar pameran tugas akhir, melainkan ajang internasional yang menyajikan karya dari berbagai belahan dunia,” ujar Marsudi, Koordinator Prodi S-1 DKV UNESA. Ia menekankan pentingnya pameran ini sebagai ruang bagi mahasiswa untuk memperluas jejaring sekaligus menunjukkan kreativitas di level global.
Berbagai aktivitas pendukung turut memeriahkan acara ini, seperti sinestage, design clinic booth, hingga pengumuman pemenang kompetisi Sinestesia. Pengunjung juga bisa membawa pulang merchandise eksklusif dari booth yang tersedia. Selain itu, digelar pula talkshow bertema “The Foundation of Personal Branding” dan workshop “Expression in Creation Logo”, memberikan wawasan baru tentang seni dan desain.
Wakil Rektor IV UNESA, Martadi, menyampaikan filosofi mendalam yang menjadi inti acara ini: “Dirimu yang menentukan jalanmu, dan di titik tertentu, kalian akan menemukan versi terbaik dari diri kalian sendiri.” Ia menambahkan bahwa Sinestesia 7 tidak hanya menjadi ajang refleksi perjalanan kreatif mahasiswa, tetapi juga mendorong mereka menemukan makna mendalam dalam karya mereka dan menempuh jalur yang sesuai dengan mimpi masing-masing.
Martadi juga mengapresiasi dedikasi panitia yang setiap tahun berhasil menyelenggarakan pameran ini. Ia berharap Sinestesia terus berlanjut karena perannya penting dalam membangun relasi, aktualisasi diri, dan penguatan soft skills mahasiswa. Lebih jauh, ia menyarankan agar karya-karya yang ditampilkan didaftarkan untuk hak cipta guna memperkuat portofolio kreatif mahasiswa.
Salah satu karya yang menarik perhatian adalah ilustrasi klasik abad pertengahan yang diadaptasi dengan gaya modern, menghubungkan unsur sejarah dengan tren kekinian. Selain itu, buku anak-anak bertema isu global yang dikemas interaktif juga mencuri perhatian dan dinilai layak untuk dipasarkan lebih luas.
Heny Subandiyah, perwakilan Dekan FBS, menyampaikan harapan agar Sinestesia tetap eksis di masa depan dengan lebih banyak karya dari luar negeri. “Kalau bisa, jumlah partisipasi internasional terus bertambah,” ujarnya. Selain memamerkan karya, pameran yang didukung oleh Pusat Unggulan Iptek (PUI) Seni Budaya UNESA ini juga menjadi ruang kolaborasi lintas budaya yang inklusif dan penuh makna.
Share It On: